KUNJUNGAN
MUSEUM GEOSPASIAL DAN GUMUK PASIR
Dosen
Pembimbing Diniati Gularso M.Si
Disusun oleh
AGUNG ARIBOWO
12144600021
A1-12
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya patut penulis ucapkan, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Dalam laporan ini
kami menjelaskan mengenai museum geospasial. Laporan ini dibuat dalam rangka
memperdalam matakuliah IPS 1
Kami
menyadari, dalam laporan ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan. hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan dokumen atau sumber
informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan Laporan ini di waktu yang
akan datang. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kami pada khusunya dan
pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 14 Desember 2013
Agung
Aribowo
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.
Tujuan
2.
Waktu
3.
Tempat yang dikunjungi
4. Peserta
BAB II ISI LAPORAN
1.
Museum Geospasial
2.
Gumuk Pasir
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan kunjungan
ke museum Geospasial :
a.
Untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang terjadinya gunuk pasir
b.
Untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan
geografi.
c.
Untuk memenuhi
perkuliah IPS 1.
d.
Untuk nilai tugas mata pelajaran
IPS.
e.
Untuk refreshing/rekreasi.
2.
Waktu
Waktu kegiatan kunjungan museum
berlangsung pada hari Sabtu tanggal 14 Desember 2013. Hari Sabtu berangkat dari
kampus pukul 08.00WIB sampai di museum pukul 09.00WIB dan selesai pukul 12.00
WIB
3.
Tempat yang dikunjungi
LABORATORIUM
GEOSPASIAL dan GUMUK PESISIR PARANGTRITIS
Dusun Depok Parangtritis Kretek Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta
4.
Peserta
Peserta
dalam kunjungan ini adalah semua mahasiswa PGSD UPY angktan 2012
BAB II
ISI LAPORAN
1.
Museum
Geospasial
Banyak cara
kita untuk lebih dekat dengan alam, dan di jogja adalah rajanya, selain wisata
alam dari gunung sampai laut yang bisa anda nikmati dan mendekatkan kita dengan
alam, museum- museum tentang alam pun sangat menarik untuk di kunjungi dan
lebih mengenalkan kita kepada alam, dan ada satu museum yang bisa anda kunjungi
dari berbagai museum yang ada di jogja , yaitu museum gumuk pasir. Museum gumuk
pasir terletak di sebelah barat pantai parangtritis dan parangkusumo, Kabupaten
Bantul , Yogyakarta. Museum ini bisa anda jadikan tujuan wisata alternative
setelah berkunjung ke pantai parangtritis, di museum ini anda akan mendapatkan
pengetahuan lebih melalui koleksi- koleksinya yang menakjubkan.
Museum Geospasial didirikan pada tanggal 1 September 2000
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), bekerjasama dengan Fakultas Geografi UGM
dan Pemda Bantul. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan
segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang
membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena
alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan dan pembuatan basis data
spasial.
Laboratorium yang terletak diatas lahan pasir seluas 2 hektar
di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiiri dari 6 unit bangunan utama. Tiga bangunan utama yang ada di sana, mencoba
menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk
piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir.
Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang
digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir,
bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis.
Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan
setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga
terbentuklah gumuk pasir itu. 1 unit bangunan untuk kantor, 1 unit yang
berbentuk piramid untuk ruang pertemuan yang juga dapat digunakan untuk
kegiatan penyuluhan, seminar dan diskusi, 1 unit bangunan museum tentang segala
jenis pasir pantai dan bebatuan serta karang laut, 1 unit bangunan yang
menghubungkan bangunan piramid dengan museum yang dikenal dengan lorong
pengetahuan, 1 unit kantin dan 1 unit mess. Unit
kegiatan Museum dan Eksibisi menempati ruang Ruang ini berfungsi untuk
menyimpan dan memamerkan hasil riset yang dilakukan oleh Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional. Beberapa koleksi dari Fakultas Geografi UGM juga
telah ditempatkan di ruang ini, misalnya jenis bebatuan, pasir, dan herbarium.
Sayangnya, karena tempat belum ditata rapi, sehingga koleksi-koleksi yang sudah
ada hanya ditempatkan begitu saja.
Kekayaan kawasan pesisir pantai
yang ada di berbagai wilayah di Indonesia pantas untuk terus dikembangkan demi
kemakmuran rakyatnya. Untuk itu kehadiran Laboratorium Geospasial di Yogyakarta
ini diharapkan dapat menjadi lokasi penelitian dan pengembangan kawasan pesisir
pantai. Selain itu tentunya diharapkan Laboratorium Geospasial ini juga dapat
dijadikan obyek wisata pendidikan dan tempat rekreasi yang berbeda dengan
tempat-tempat lain, sehingga menambah wawasan masyarakat luas, khususnya yang
berkaitan dengan pengetahuan geografi.
Sebagai tempat rekreasi museum gumuk pasir juga berfungsi
sebagai laboratorium yang beguna untuk aktifitas ilmiah dengan dilengkapi
dengan instrument , pustaka tentang geospasial dan ilmu kebumian. Selain
itu anda bisa menemukakn berbagai macam benda koleksi yang menarik untuk
diteliti dan dipelajari, benda mulai dari binatang laut, karang, bebatuan
mineral, foto, maket, hebarium, jenis paeis, laquer feel dan CD tipologi pantai
di Indonesia.
Laboratorium Geospasial Pesisir
Parangtritis yang mengelola kawasan gumuk pasir dan hasil riset kawasan pantai
di Indonesia, dalam pengelolaannya saat ini dan ke masa depan, membagi
kegiatannya ke dalam empat bidang, yaitu: Unit Penelitian Pengembangan
(Litbang) Teknologi Survei Pemetaan (Surta) Pesisir, Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir, serta Museum dan Eksibisi. Pengelolanya diambilkan dari ketiga
instansi yaitu Bakosurtanal, Pemerintah Kabupaten Bantul, dan Fakultas Geografi
UGM.
2.
Gumuk Pasir
Siapa yang mengira bahwa negara tropis yang subur seperti
Indonesia memiliki hamparan gurun pasir seperti di Timur Tengah ? ya, itulah Gumuk
Pasir yang tepatnya berada di Sepanjang Sungai Opak hingga Pantai
Parangtritis Yogyakarta. Gumuk Pasir (Sand Dune) terjadi karena proses
angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Anging
kencang yang terjadi sangat lama, membawa partikel pasir hingga menumpuk
menjadi hamparan yang luas. Fenomena ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun
menariknya, hamparan gumuk pasir ini terjadi di Indonesia yang beriklim tropis
serta curah hujan tinggi. Partikel pasir berasal dari material vulkanik Gunung
Merapi yang terbawa arus sungai, hingga ke muara, lalu dihantam ombak Samudra
dalam proses ribuan tahun, terjadilah gurun pasir tersebut.
Gumuk Pasir disukai peneliti Geologi dari berbagai negara
karena sebagai laboratorium alam yang luas, keberadaannya sangat unik bahwakan
satu-satunya di Asia Tenggara. Mirip seperti yang terjadi di Meksiko. Selain
untuk penelitian, lokasi gumuk pasir sering dipakai untuk manasik haji sebelum
berangkat ke tanah suci karena karakter alamnya yang mendekati keadaan di Arab
Saudi, seperti cuaca ekstrim antara siang dan malam. Ada pula pekerja seni yang
menggarap video klip serta menjadi latar bidikan kamera fotografer. bagi anda
yang hanya ingin berwisata, dapat mampir ke museum Geospasial Gumuk Pasir
di kawasan tersebut.
Keunikan alam gumuk pasir yang berada di sebelah barat
Pantai Parangtritis D.I Yogyakarta memang layak untuk dijaga kelestariannya dan
sekaligus menjadi tempat untuk penelitiaan yang berkaitan dengan pesisir
pantai, khususnya yang ada di Indonesia. Kawasan gumuk pasir tersebut diyakini
terbentuk dalam waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Demikian
menurut penjelasan Gunadi Yunianto, salah satu staf Laboratorium Geospasial. Gumuk pasir di pantai
Parangtritis ini awal mula terjadi dari letusan gunung Merapi yang terjadi
ribuan tahun lalu. Endapan pasir itu terbawa oleh sungai Opak yang melintas di
beberapa wilayah di Yogyakarta hingga ke wilayah Bantul sebelum akhirnya menuju
ke laut Selatan (Samudra Hindia). Sesampainya di laut Selatan, endapan pasir
tersebut terus-menerus diombang-ambingkan ombak. Pada saat itulah, pasir-pasir
lembut terbawa oleh angin dan terhempas di sekitar pantai dan terbentuknya
gumuk pasir.
Itulah sebabnya proses terjadinya
gumuk pasir di pantai Parangtritis Yogyakarta ini dianggap unik dan tidak
dijumpai di tempat lain. Di tempat ini juga ditemukan beberapa biota laut
termasuk berbagai jenis bebatuan pantai. Beberapa tempat masih dijumpai gumuk
pasir yang bersih dari semak belukar, namun di beberapa tempat lain sudah
ditumbuhi semak belukar, seperti rumput liar dan ilalang. Pada beberapa tempat
lain bahkan oleh masyarakat ditanami pohon jambu mete dan beberapa jenis pohon
lainnya. Penanaman pohon mete dan jenis pohon lainnya oleh penduduk setempat di
beberapa titik gumuk pasir dimaksudkan sebagai penghalang agar debu pasir tidak
menutup kawasan pertanian yang berada di sebelah utaranya.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Museum Geospasial didirikan pada tanggal 1 September
2000 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), bekerjasama dengan Fakultas
Geografi UGM dan Pemda Bantul. Museum
Geospasial dan Gumuk Pasir terletak di Dusun Depok Parangtritis Kretek Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta. Laboratorium yang terletak diatas lahan
pasir seluas 2 hektar di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiiri dari 6
unit bangunan utama. Tiga bangunan utama
yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu
sendiri.
Gumuk
Pasir terjadi karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean Angin
kencang yang terjadi sangat lama, membawa partikel pasir hingga menumpuk
menjadi hamparan yang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar