Senin, 16 Desember 2013

Makalah



LAPORAN
KUNJUNGAN MUSEUM GEOSPASIAL DAN GUMUK PASIR
Dosen Pembimbing Diniati Gularso M.Si




Disusun oleh
AGUNG ARIBOWO
12144600021
A1-12

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013














KATA PENGANTAR

     Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya patut penulis ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Dalam laporan ini kami menjelaskan mengenai museum geospasial. Laporan ini dibuat dalam rangka memperdalam matakuliah IPS 1
    Kami  menyadari, dalam laporan   ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami  miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami  dengan menyediakan dokumen atau sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan Laporan ini di waktu yang akan datang. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kami pada khusunya dan pembaca pada umumnya.

                                                                                               
Yogyakarta, 14 Desember 2013


                                                                                                            Agung Aribowo












KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Tujuan
2. Waktu
3. Tempat yang dikunjungi
4. Peserta
BAB II ISI LAPORAN
1.    Museum Geospasial
2.     Gumuk Pasir
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan













BAB I
PENDAHULUAN

1.        Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan kunjungan ke museum Geospasial :
a.    Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang terjadinya gunuk pasir
b.    Untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan geografi.
c.     Untuk memenuhi perkuliah IPS 1.
d.   Untuk nilai tugas mata pelajaran IPS.
e.    Untuk refreshing/rekreasi.

2.        Waktu
Waktu kegiatan kunjungan museum berlangsung pada hari Sabtu tanggal 14 Desember 2013. Hari Sabtu berangkat dari kampus pukul 08.00WIB sampai di museum pukul 09.00WIB dan selesai pukul 12.00 WIB

3.        Tempat yang dikunjungi
LABORATORIUM GEOSPASIAL dan GUMUK PESISIR PARANGTRITIS
Dusun Depok Parangtritis Kretek Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

4.        Peserta
Peserta dalam kunjungan ini adalah semua mahasiswa PGSD UPY angktan 2012









BAB II
ISI LAPORAN

1.        Museum Geospasial
Banyak cara kita untuk lebih dekat dengan alam, dan di jogja adalah rajanya, selain wisata alam dari gunung sampai laut yang bisa anda nikmati dan mendekatkan kita dengan alam, museum- museum tentang alam pun sangat menarik untuk di kunjungi dan lebih mengenalkan kita kepada alam, dan ada satu museum yang bisa anda kunjungi dari berbagai museum yang ada di jogja , yaitu museum gumuk pasir. Museum gumuk pasir terletak di sebelah barat pantai parangtritis dan parangkusumo, Kabupaten Bantul , Yogyakarta. Museum ini bisa anda jadikan tujuan wisata alternative setelah berkunjung ke pantai parangtritis, di museum ini anda akan mendapatkan pengetahuan lebih melalui koleksi- koleksinya yang menakjubkan.
Museum Geospasial didirikan pada tanggal 1 September 2000 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), bekerjasama dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemda Bantul. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan dan pembuatan basis data spasial. 
Laboratorium yang terletak diatas lahan pasir seluas 2 hektar di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiiri dari 6 unit bangunan utama.  Tiga bangunan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir itu. 1 unit bangunan untuk kantor, 1 unit yang berbentuk piramid untuk ruang pertemuan yang juga dapat digunakan untuk kegiatan penyuluhan, seminar dan diskusi, 1 unit bangunan museum tentang segala jenis pasir pantai dan bebatuan serta karang laut, 1 unit bangunan yang menghubungkan bangunan piramid dengan museum yang dikenal dengan lorong pengetahuan, 1 unit kantin dan 1 unit mess. Unit kegiatan Museum dan Eksibisi menempati ruang Ruang ini berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan hasil riset yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional. Beberapa koleksi dari Fakultas Geografi UGM juga telah ditempatkan di ruang ini, misalnya jenis bebatuan, pasir, dan herbarium. Sayangnya, karena tempat belum ditata rapi, sehingga koleksi-koleksi yang sudah ada hanya ditempatkan begitu saja.
Kekayaan kawasan pesisir pantai yang ada di berbagai wilayah di Indonesia pantas untuk terus dikembangkan demi kemakmuran rakyatnya. Untuk itu kehadiran Laboratorium Geospasial di Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi lokasi penelitian dan pengembangan kawasan pesisir pantai. Selain itu tentunya diharapkan Laboratorium Geospasial ini juga dapat dijadikan obyek wisata pendidikan dan tempat rekreasi yang berbeda dengan tempat-tempat lain, sehingga menambah wawasan masyarakat luas, khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan geografi.
Sebagai tempat rekreasi museum gumuk pasir juga berfungsi sebagai laboratorium yang beguna untuk aktifitas ilmiah dengan dilengkapi dengan instrument , pustaka  tentang geospasial dan ilmu kebumian. Selain itu anda bisa menemukakn berbagai macam benda koleksi yang menarik untuk diteliti dan dipelajari, benda mulai dari binatang laut, karang, bebatuan mineral, foto, maket, hebarium, jenis paeis, laquer feel dan CD tipologi pantai di Indonesia.
Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis yang mengelola kawasan gumuk pasir dan hasil riset kawasan pantai di Indonesia, dalam pengelolaannya saat ini dan ke masa depan, membagi kegiatannya ke dalam empat bidang, yaitu: Unit Penelitian Pengembangan (Litbang) Teknologi Survei Pemetaan (Surta) Pesisir, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, serta Museum dan Eksibisi. Pengelolanya diambilkan dari ketiga instansi yaitu Bakosurtanal, Pemerintah Kabupaten Bantul, dan Fakultas Geografi UGM.

2.        Gumuk Pasir
Siapa yang mengira bahwa negara tropis yang subur seperti Indonesia memiliki hamparan gurun pasir seperti di Timur Tengah ? ya, itulah Gumuk Pasir yang tepatnya berada di Sepanjang Sungai Opak hingga Pantai Parangtritis Yogyakarta. Gumuk Pasir (Sand Dune) terjadi karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Anging kencang yang terjadi sangat lama, membawa partikel pasir hingga menumpuk menjadi hamparan yang luas. Fenomena ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya, hamparan gumuk pasir ini terjadi di Indonesia yang beriklim tropis serta curah hujan tinggi. Partikel pasir berasal dari material vulkanik Gunung Merapi yang terbawa arus sungai, hingga ke muara, lalu dihantam ombak Samudra dalam proses ribuan tahun, terjadilah gurun pasir tersebut.
                          
Gumuk Pasir disukai peneliti Geologi dari berbagai negara karena sebagai laboratorium alam yang luas, keberadaannya sangat unik bahwakan satu-satunya di Asia Tenggara. Mirip seperti yang terjadi di Meksiko. Selain untuk penelitian, lokasi gumuk pasir sering dipakai untuk manasik haji sebelum berangkat ke tanah suci karena karakter alamnya yang mendekati keadaan di Arab Saudi, seperti cuaca ekstrim antara siang dan malam. Ada pula pekerja seni yang menggarap video klip serta menjadi latar bidikan kamera fotografer. bagi anda yang hanya ingin berwisata, dapat mampir ke museum Geospasial Gumuk Pasir di kawasan tersebut.
Keunikan alam gumuk pasir yang berada di sebelah barat Pantai Parangtritis D.I Yogyakarta memang layak untuk dijaga kelestariannya dan sekaligus menjadi tempat untuk penelitiaan yang berkaitan dengan pesisir pantai, khususnya yang ada di Indonesia. Kawasan gumuk pasir tersebut diyakini terbentuk dalam waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Demikian menurut penjelasan Gunadi Yunianto, salah satu staf  Laboratorium Geospasial. Gumuk pasir di pantai Parangtritis ini awal mula terjadi dari letusan gunung Merapi yang terjadi ribuan tahun lalu. Endapan pasir itu terbawa oleh sungai Opak yang melintas di beberapa wilayah di Yogyakarta hingga ke wilayah Bantul sebelum akhirnya menuju ke laut Selatan (Samudra Hindia). Sesampainya di laut Selatan, endapan pasir tersebut terus-menerus diombang-ambingkan ombak. Pada saat itulah, pasir-pasir lembut terbawa oleh angin dan terhempas di sekitar pantai dan terbentuknya gumuk pasir.
Itulah sebabnya proses terjadinya gumuk pasir di pantai Parangtritis Yogyakarta ini dianggap unik dan tidak dijumpai di tempat lain. Di tempat ini juga ditemukan beberapa biota laut termasuk berbagai jenis bebatuan pantai. Beberapa tempat masih dijumpai gumuk pasir yang bersih dari semak belukar, namun di beberapa tempat lain sudah ditumbuhi semak belukar, seperti rumput liar dan ilalang. Pada beberapa tempat lain bahkan oleh masyarakat ditanami pohon jambu mete dan beberapa jenis pohon lainnya. Penanaman pohon mete dan jenis pohon lainnya oleh penduduk setempat di beberapa titik gumuk pasir dimaksudkan sebagai penghalang agar debu pasir tidak menutup kawasan pertanian yang berada di sebelah utaranya.





















BAB III
PENUTUP
1.        Kesimpulan
Museum Geospasial didirikan pada tanggal 1 September 2000 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), bekerjasama dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemda Bantul. Museum Geospasial dan Gumuk Pasir terletak di Dusun Depok Parangtritis Kretek Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Laboratorium yang terletak diatas lahan pasir seluas 2 hektar di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiiri dari 6 unit bangunan utama.  Tiga bangunan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri.
Gumuk Pasir terjadi karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean Angin kencang yang terjadi sangat lama, membawa partikel pasir hingga menumpuk menjadi hamparan yang luas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar